ILMU BUDAYA DASAR : Manusia dan Kebudayaan

Postingan saya kali ini diperuntukkan untuk menyelesaikan tugas IBD (Ilmu Budaya Dasar), semoga bisa memenuhi penilaian dan dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya. Langsung saja pada studi kasus, kita dapati kasus seperti berikut ini:

STUDI KASUS 1


MENGKRITISI ATAU MEMBERIKAN ANALISIS DARI SUDUT PANDANG KOMUNIKASI DAN HUMAN RELATION


Pelamar Kerja

Di California, seorang Manajer SDM di sebuah perusahaan manufaktur, akan mewawancarai seorang pelamar kerja untuk ditempatkan di bagian pengontrolan pabrik. Tidak lama, pintu terbuka dan seorang pemuda berkulit hitam masuk ke dalam  ruangan. Tanpa melihat sang manajer, pemuda tersebut menarik kursi terdekat, dan tanpa dipersilahkan, ia langsung duduk.
Ia tidak melihat wajah manajer tersebut malah melihat ke lantai. Manajer terkejut dengan perilaku pemuda tersebut. Meskipun wawancara belum dimulai dan posisi yang dibutuhkan tidak memiliki keterampilan sosial yang kuat, dapat dipastikan pemuda tadi tidak akan lolos seleksi.

SUDUT PANDANG KOMUNIKASI
Pada kasus pertama diatas terkadang dapat terjadi diantara banyak kalangan terutama bagi para pelamar kerja yang merasa akan dirinya kurang percaya diri ataupun grogi saat menghadapi situasi seperti wawancara interview akan tetapi perilaku tersebut justru memberikan kesan tidak baik dan sopan kepada orang yang mewawancarinya. Dimana hal tersebut dapat memberikan kesimpulan atau anggapan bagi manajer bahwa pelamar tersebut kurang mampu dan memenuhi persyaratan dalam mendapatkan jabatan yang akan diberikan. Pada dasarnya jabatan tersebut tidak membutuhkan keterampilan sosial yang kuat, akan tetapi hal tersebut juga dibutuhkan agar tercipta komunikasi yang baik antar pekerja lainnya serta terhadap kualitas produk yang dihasilkan. maka sudah seharusnya pelamar tersebut bersikap sopan serta menunjukkan kemampuan terbaiknya dihadapan manajer.

SUDUT PANDANG HUMAN RELATIONS
Pada kasus diatas berdasarkan sudut pandang human relations yang terjalin antara pelamar dan manajer terlihat tidak persuasif karena pelamar enggan menatap muka manajer.Pada hal ini manajer dapat beranggapan bahwa pelamar tersebut kurang memiliki etika atau dirasa kurang sopan dalam menghadapi wawancara tersebut. ditambah dengan ketika pelamar tersebut langsung mengambil kursi dan duduk sebelum dipersilahkan untuk duduk. setidaknya pada saat memulai wawancara, pelamar terlebih dahulu memberikan salam dan berperilaku lebih percaya diri pada saat melakukan wawancara tersebut.

STUDI KASUS 2

Memberikan persepsi kita mengenai yang di bawah ini :

1. KOREA
2. INDONESIA
3. PADANG
4. KORUPSI
5. PRIA WANGI RAMBUT KLIMIS.


1. Persepsi tentang Korea bisa kita lihat dari kebudayaanya yang sering kita lihat dari drama TV Korea yang kini mulai memuncak dalam penayangan diberbagai negara Asia seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, dst. Dimulai dari serial drama TV, budaya tersebut bahkan memberikan akan keberhasilan diplomasi Korea yang berujung pada ekonomi. Korea bahkan memiliki berbagai produk yang berasosiasi dan cukup memiliki daya saing yang kuat diindustri bisnis dengan terus mengembangkan teknologinya yang kini berkembang dengan pesat. Dengan memberikan pencitraan positif terhadap budaya Korea, hal tersebut mampu mengangkat citra berbagai produk yang dihasilkan Korea. Ditambah dengan maraknya industri musik korea atau sering disebut musik K-Pop yang semakin memuncak hingga kekancah Asian atau bahkan Amerika. Korea semakin memiliki potensi untuk terus memajukan industri bisnis dikancah Internasional.


2. Indonesia adalah sebuah negara demokratis dengan memiliki berbagai macam suku, budaya, ras serta agama didalamnya. Indonesia disebut dengan Negara Kepulauan terdiri dari 13.466 pulaudengan populasi sekitar sebesar 260 juta jiwa pada tahun 2013, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, sekitar 230 juta meskipun secara resmi bukanlah negara Islam. dengan berbagai macam suku, budaya serta agamanya dan bahkan populasinya, Indonesia memiliki beragam budaya yang dimiliki masing-masing daerah yang terus berkembang dan berlaku dimasyarakat. Meski begitu, kebudayaan di Indonesia juga cukup mengalami kulturisasi dari negara lainnya. Seperti halnya akan budaya dari Barat, masyarakat Indonesia cenderung lebih memilih gaya tren masa kini yang jauh lebih mengedepankan budaya Barat tanpa memikirkan budaya yang dianut masyarakat Indonesia itu sendiri. begitu banyak kalangan artis yang bahkan berpakaian diluar batas kesopanan dan bahkan tampil di TV yang penontonnya tidak lain juga berasal dari kalangan pelajar atau anak-anak yang tidak sengaja juga ikut melihatnya. dari sini kita sudah dapat, menyimpulkan begitu banyak contoh perilaku budaya luar yang tidak seharusnya ada atau bahkan ditiru di Indonesia. 


3. Kebudayaan padang adalah kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau dan berkembang di seluruh kawasan berikut daerah perantauan Minangkabau atau disebut juga Padang (kota Padang). Budaya ini merupakan salah satu dari dua kebudayaan besar di Nusantara yang sangat menonjol dan berpengaruh. Budaya ini memiliki sifat egaliter, demokratis, dan sintetik, yang menjadi anti-tesis bagi kebudayaan besar lainnya, yakni budaya Jawa yang bersifat feodal dan sinkretik. Dilihat dari segi cara dia memenuhi kebutuhan hidup yaitu berdagang, orang Padang cenderung bersifat ekonomis dalam memperhitungkan hasil dari pendapatannya. Hal itu tidak lain karena mayoritas masyarakatnya berdagang. Orang Minangkabau dikenal sebagai masyarakat yang memiliki etos kewirausahaan yang tinggi. Hal ini terbukti dengan banyaknya perusahaan serta bisnis yang dijalankan oleh pengusaha Padang di seluruh Indonesia.


4. Korupsi bukanlah hal yang asing kembali bagi bangsa kita Indonesia, dimana di Indonesia ini sendiri terkenal dengan salah satu negara yang memiliki tingkat jumlah korupsi yang cukup besar. Korupsi di Indonesia seakan sudah mengakar hingga mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terjadi, dilihat dari bagaimana sebagian masyarakat dimulai dari politisi, pegawai kerja, pedagang bahkan hingga kita kalangan pelajar melakukan tindakan-tindakan yang juga dapat mengarah pada korupsi. Tindakan korupsi disini selain mengambil uang atau hak yang bukan miliknya adalah menghambur-hamburkan hak yang telah diberikan. seperti pada kalangan pelajar, mengapa mereka juga melakukan tindak korupsi. Hal ini berkaitan dengan mereka yang seharusnya belajar dikelas pada hari yang telah ditentukan dan di jam-jam yang disesuaikan justru memilih untuk tidak hadir dikelas untuk mengikuti jam pelajaran atau pergi bermain atau bahkan berkumpul ditempat-tempat yang tidak seharusnya mereka berada. Hal tersebut merupakan awal bagi generasi muda kita untuk bertindak dan bersikap tanpa memiliki dasar ilmu. Dengan pendidikan ilmu yang kurang, ditambah perkembangan pribadi yang foya-foya, tidak lain generasi muda yang nantinya akan mengisi dewan-dewan rakyat di DPR juga dapat bertindak sesuai dengan kepentingan pribadi dibanding memperdulikan nasib para rakyat. Oleh sebab itu, kita harus memberantas korupsi bukan hanya setelah pelakunya diketahui, akan tetapi kita mulai dari mengembangkan dan menciptakan pribadi yang kuat dan berjiwa besar dalam menghadapi korupsi itu sendiri.


5. Pria wangi rambut klimis, dilihat dari penampilannya pria tersebut dapat terlihat rapi, perfeksionis, pembawaan yang cukup berwibawa, bersih akan tetapi bagi beberapa kalangan penampilan tersebut dianggap kurang modern atau tampak kuno apabila dibandingkan dengan perkembangan mode masa kini. Tapi tidak jarang, mode tersebut tetap dapat dijadikan tren yang juga tidak kalah menarik bagi beberapa kalangan pria, karena hal tersebut juga memberikan kesan yang baik dengan menambahkan kriteria seperti gaya berbusana yang sesuai.

Komentar

Postingan Populer